Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo menghadiri Peringatan Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) ke-69 di Desa Rasau Jaya Satu, Kecamatan Rasau Jaya, Sabtu (7/12). Peringatan digelar Keluarga Besar Makarti Muktitama Transmigrasi Kalimantan Barat, dirangkaikan temu kangen warga transmigrasi yang telah mendiami Kalimantan Barat sejak 1972 silam.
Ketua Makarti Muktitama Transmigrasi (MTT) Kalimantan Barat Joko Sidik Pramono mengatakan, peringatan HBT sengaja digelar agar warga transmigran di Kalimantan Barat tidak melupakan perjuangan para perintis transmigrasi. Yakni saat pertama kali menginjakkan kaki di Kalimantan Barat pada 45 tahun lalu. Ia mengingatkan beratnya perjuangan para perintis yang bahkan membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk menyebarkan warga transmigran secara merata di beberapa wilayah di Kecamatan Rasau Jaya.
“Oleh pemerintah pusat penempatan warga transmigran di Rasau Jaya dianggap berhasil. Sehingga sejumlah daerah di Kalimantan Barat pun ikut mengusulkan program transmigrasi. Berdasarkan data, hingga kini terdapat ratusan ribu kepala keluarga yang berstatus warga transmigrasi,” tutur mantan Dirjen Transmigrasi dan Sekjen Kementerian Desa PDTT ini.
Atas keberhasilan program transmigrasi, Joko Sidik mendorong program tersebut agar kembali dilanjutkan. Dirinya meminta para kepala daerah untuk mengusulkan lagi program transmigrasi kepada pemerintah pusat. Menurutnya, transmigrasi adalah kebutuhan vital rakyat Indonesia.
“Ke depan harus tetap ada. Karena berhasil, akhirnya mereka menyebar ke seluruh Kalbar. Seluruh Indonesia sudah 1,25 juta kepala keluarga yang ditransmigrasikan. Di Kubu Raya lebih dari 10 ribu KK. Saya harap pemda bisa mengusulkan transmigrasi kepada pemerintah pusat,” imbaunya. Keberhasilan penempatan transmigrasi di Kalimantan Barat dibenarkan Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo. Ia menyebut keberhasilan itu ditunjukkan dengan banyaknya warga transmigran yang mengisi hampir semua sektor kehidupan. Seperti politik, pendidikan, pemerintahan, ekonomi, hingga kebudayaan.
“Saya bicara Rasau Jaya ini sangat luar biasa keberhasilannya. Warga binaannya itu kalau dari kepala sekolah sampai guru-gurunya itu semua warga transmigrasi. Kemudian yang jadi politisi juga banyak, seperti saya sendiri. Yang jadi polisi, bahkan yang lulus Akademi Militer dan Akademi Polisi pun sudah ada,” sebutnya. Terhadap semua transmigran yang di Kalimantan Barat, Sujiwo meminta untuk tidak malu dengan status warga transmigran.
Sebab, menurutnya, transmigran punya hak dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi bagi daerah. Status transmigran, menurutnya, bukan penghalang untuk masuk ke sektor apapun. Ia lantas mencontohkan dirinya sendiri yang berhasil menduduki jabatan wakil kepala daerah meskipun berstatus warga transmigran. “Jangan pernah malu untuk mengakui sebagai warga transmigrasi. Karena warga transmigrasi bukan hina. Justru mempercepat pembangunan. Kita punya peran serta terhadap kemajuan suatu daerah,” tuturnya. Ia menambahkan, warga transmigran harus mampu menunjukkan jati diri dan kemampuan.
“Bahwasanya kita juga memiliki kualitas, kita bisa masuk ke semua ranah, apakah ke politik, pendidikan, pengajar, polisi, dan sebagainya.” Wakil Bupati Kapuas Hulu Antonius L. Ain Pamero yang ikut menghadiri kegiatan, turut memotivasi warga transmigran. Seperti Sujiwo, dia meminta warga tak malu dengan status transmigran.
“Warga transmigran bisa ke semuanya. Kemana pun termasuk ke politik. Buktinya saya juga bisa,” ucapnya. Turut hadir pada peringatan HBT ke-69 Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti dan Bupati Pekalongan periode 2001-2006 dan 2011-2016 Antono. (rio)