WALI Kota (Wako) Pontianak Edi Rusdi Kamtono menginstruksikan petugas Dinas Sosial (Dinsos) untuk melakukan pemantauan rutin, menyoal pengemis yang mulai bermunculan beberapa titik di lampu merah.
“Petugas dibuat kucing-kucingan
dalam penanganan pengemis ini. Mereka (pengemis, Red) kadang muncul
pada jam-jam malam. Utamanya di lampu-lampu merah,” ungkap Wako, Sabtu (28/12) di Pontianak.
Dalam penanganan pengemis, diakui dia, sebenarnya sudah dilakukan oleh petugas Dinsos. Namun, para petugas tersebut, menurut dia, terbentur dengan aturan jam kerja. Celakanya, dia menambahkan, para pengemis ini malah berkeliaran pada waktu malam atau di luar jam kerja aparatur.
Dia pun meminta, pemantauan pengemis ini dapat dilakukan pada waktu malam, sekaligus melakukan penjaringan. Apabila saat penjaringan ditemukan pengemis berasal dari daerah lain, Dinsos diharapkan dia berkoordinasi dengan Dinsos di mana pengemis itu berasal.
Menanggapi soal oknum atau kelompok yang menjadikan pengemis sebagai satu pekerjaan, dipastikan dia akan diselidiki oleh para petugas Dinsos. Apabila bukti-bukti sudah terkumpul, dia yakin, bukan tidak mungkin akan ditindak dan dibawa ke ranah hukum.
“Pengemis muncul kembali. Paling banyak itu malam hari, utamanya di perempatan lampu merah Jalan Tanjung Raya Pontianak Timur,” ungkap Anggota DPRD Kota Pontianak, Anwar Ali, menimpali.
Menyikapi kejadian ini, dia meminta petugas Dinsos dapat melakukan patroli rutin, terutama pada jam-jam pengemis ini beroperasi. Selain pengemis, pengamen jalanan di lampu merah juga kerap ditemukannya. Dia meminta petugas Dinsos juga melakukan pendataan asal domisili mereka ini.
Penampilannya para pengamen tersebut, diperhatikan dia seperti anak punk. Apabila semakin ramai, dikhawatirkan dia akan meresahkan masyarakat. Oleh karenanya agar pengemis dan anak punk ini tidak semakin banyak, menurut dia, mesti dilakukan penanganan serius.
“Pengemis ini harus dipantau rutin. Jika tidak, mereka akan kembali lagi,” ungkapnya. (iza)