PONTIANAK – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat dr. Harisson, M.Kes., beserta istri menghadiri Mukerwil dan Halal Bihalal Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalbar yang dirangkai dengan pertunjukan musikal kisah perjalanan Opu Daeng Manambon bertempat di Istana rakyat (Pendopo Gubernur Kalbar), Minggu (11/5/2025) malam.
Dalam sambutannya, Sekda Harisson, menyebut Opu Daeng Manambon sebagai tokoh pemersatu masyarakat Kalimantan Barat lintas suku dan budaya.
“Opu Daeng Manambon adalah tokoh nasional, tokoh Kalbar yang berasal dari Luwu, Sulawesi Selatan. Dalam perjalanannya, beliau mendirikan Kerajaan Mempawah dan membangun daerah ini bersama semua suku dan adat yang ada,” kata Harisson.
Harisson mengapresiasi peran KKSS Kalbar yang terus menjaga semangat kebersamaan dan kontribusi dalam pembangunan daerah.
Ia berharap, keluarga besar Sulawesi Selatan di Kalbar dapat terus bersinergi dengan Pemerintah Provinsi dan seluruh lapisan masyarakat dalam membangun Kalimantan Barat.
Terkait upaya pelestarian budaya, dirinya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar berkomitmen untuk memperkuat sektor seni dan budaya. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali Taman Budaya Kalbar sebagai pusat kegiatan seni dan budaya daerah.
“Kita sudah mulai perencanaan untuk menganggarkan pembangunan kembali Taman Budaya sebagai pusat seni budaya Kalbar. Ini juga sejalan dengan visi dan misi Gubernur Kalbar, Bapak Ria Norsan,” jelas Harisson.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie hadir sebagai tamu kehormatan menyebut, pertunjukan musikal Opu Daeng Manambon sebagai pengingat pentingnya sejarah dalam membentuk peradaban bangsa.
“Bangsa yang baik adalah bangsa yang mengingat sejarah. Pertunjukan ini membangkitkan kembali ingatan kita terhadap perjalanan tokoh besar seperti Opu Daeng Manambon dan warisan budaya yang telah berkembang sejak masa itu,” ujarnya.
Syarif menyatakan dukungannya terhadap berbagai upaya pelestarian sejarah, termasuk penataan kawasan Kerajaan Mempawah dan usulan penamaan infrastruktur strategis seperti Pelabuhan Kijing dengan nama-nama tokoh bersejarah.
“Kawasan Kerajaan Mempawah sebenarnya sudah masuk dalam rencana penataan tahun 2025. Kami di DPR RI akan terus berupaya mendorong agar rencana ini tetap terlaksana,” katanya.
Ia juga mendukung usulan agar Pelabuhan Internasional Kijing diberi nama yang berkaitan dengan Opu Daeng Manambon sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa beliau.
“Kita perlu mengabadikan nama tokoh yang berperan besar dalam sejarah dan pemerintahan daerah, sebagai bentuk edukasi sekaligus penghargaan atas warisan mereka,” timpalnya. (Rfa/irm)
Komentar Terbaru