PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalimantan Barat Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si., secara resmi membuka Acara Grand Final Pemilihan Bujang Dara Gawai Tahun 2025 yang berlangsung di Rumah Radakng Pontianak, Jum’at (23/5/2025).
Grand Final pemilihan Bujang dan Dara Adat Dayak ini merupakan rangkaian dari perayaan Pekan Gawai Dayak Kalimantan Barat Tahun 2025 dimana pada puncak malam Grand Final pemilihan Bujang dan Dara Dayak ini mengikutsertakan sebanyak 55 finalis Bujang dan Dara.
Malam puncak penobatan Bujang dan Dara Gawai Tahun 2025 sukses digelar, dengan mengukuhkan Billy Lejo Febriano sebagai Bujang Gawai Terpilih dan Geby Hilda sebagai Dara Gawai Terpilih. Keduanya merupakan perwakilan dari Sanggar Sape, menunjukkan prestasi gemilang sanggar tersebut dalam ajang bergengsi ini.
Pemilihan Bujang Gawai dan Dara Gawai merupakan salah satu agenda utama dalam perayaan Gawai Dayak di Kalimantan Barat, yang bertujuan untuk mencari generasi muda berprestasi yang mampu merepresentasikan kebudayaan Dayak. Para peserta dinilai tidak hanya dari segi penampilan, tetapi juga pengetahuan budaya, bakat, serta kemampuan berkomunikasi.
Billy Lejo Febriano dan Geby Hilda berhasil memukau dewan juri dan penonton dengan penampilan terbaik serta wawasan budaya yang mendalam.
Sebagaimana diketahui, selama masa karantina yang dimulai dari tanggal 15 hingga 23 Mei 2025, para finalis telah mendapatkan rangkaian pembekalan dan pembinaan yang komprehensif.
Materi tersebut diantaranya adalah mengenai Kepariwisataan Kalimantan Barat, agar para finalis mampu menjadi corong promosi potensi wisata daerah secara aktual dan kreatif, Public Speaking dan Bahasa Inggris, guna membekali kemampuan komunikasi yang efektif baik di tingkat lokal maupun global.
Kemudian pengenalan Wastra Kalimantan Barat, sebagai bentuk apresiasi dan pelestarian terhadap kekayaan tekstil tradisional seperti tenun ikat Dayak, songket Sambas, dan lainnya.
Tak hanya itu, peserta juga dibekali materi terkait Table Manner, untuk memperkuat etika sosial budaya dalam situasi formal. Bahkan, peserta juga diberikan informasi terkait Sejarah dan Ziarah ke Makam Tokoh Dayak, sebagai proses pembentukan jati diri dan spiritualitas yang berakar pada nilai-nilai kearifan lokal.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Kalbar Krisantus memberikan apresiasi atas Pemilihan Bujang Dara Gawai yang kita ketahui bahwa ini merupakan agenda budaya tahunan yang tidak hanya sekedar ajang seleksi figur duta, namun lebih dari itu, adalah ruang edukasi, ruang pelestarian, dan ruang penguatan identitas Dayak dalam balutan karakter generasi muda yang unggul, cerdas, dan berdaya saing.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berkomitmen dalam mengembangkan potensi generasi muda melalui pendekatan budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Salah satu strategi utama kami adalah menjadikan ajang seperti ini sebagai bagian dari talent incubator—wadah tumbuhnya para duta muda yang siap menjadi mitra pemerintah dalam diplomasi budaya, promosi pariwisata, dan pembangunan karakter bangsa.
“Oleh karena itu, Bujang dan Dara yang terpilih nanti tidak sekadar menjadi simbol, tetapi juga aktor strategis dalam menyampaikan narasi Kalimantan Barat yang ramah, tangguh, dan berbudaya. Maka, kepada seluruh finalis, saya ingin menyampaikan bahwa menang atau tidak bukanlah akhir. Kalian semua adalah duta. Kalian adalah wajah Kalimantan Barat hari ini dan masa depan,” kata Wagub Kalbar Krisantus.
Krisantus juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras mensukseskan acara ini, terutama kepada Ketua Panitia Pelaksana Gawai Dayak Tahun 2025, Sekretariat Bersama Kesenian Dayak, dan seluruh jajaran pemerintah daerah serta mitra komunitas budaya yang terlibat dalam perhelatan besar ini.
Tak hanya itu, para finalis juga telah melewati berbagai tahapan penilaian yang meliputi uji tertulis, wawancara, uji bakat, dan kini kita berada pada malam Grand Final yang akan menentukan Bujang dan Dara terbaik Kalimantan Barat untuk tahun ini.
“Mari terus kita jaga dan perkuat harmoni keberagaman dan warisan adat budaya yang telah menjadikan Kalimantan Barat sebagai rumah besar bagi berbagai etnis, bahasa, dan tradisi. Gawai Dayak bukan hanya pesta budaya, tetapi adalah pernyataan identitas dan perayaan kebersamaan,” ujarnya.(rfa/ica)
Komentar Terbaru